Paragraf dalam Hujan
Minggu, 08 Februari 2015
Februari 2015
Hm...waktu berlalu seperti pedang... Menikam dengan cepat. Ya, tak terasa sudah berada di pertengahan Februari 2015. Dan tiba-tiba mendapat mandat untuk membuat blog. Ha..ha.. padahal sudah lama sekali tak pernah berkunjung. Baiklah mulai Februari ini akan mengaktifkan kembali blog ini, mengisinya seperti yang diarahkan oleh pembuat kebijakan, tapi tetap harus juga menjadi tempat bermain yang menyenangkan. So, Let's start this Februari with this little notes. Dan akan menjadi lebih sering datang berkunjung.. So, see U around...
Rabu, 23 Oktober 2013
PASSION
Saya selalu cemburu melihatnya melakukan banyak hal yang berhubungan dengan dunianya. Setiap kali melihatnya di antara teman-temannya, adik tingkatnya, ataupun anak-anak SMA yang tengah dilatihnya. Meskipun saya tidak pernah masuk di dalamnya, setiap kali berada di sana, menunggunya, saya menemukan dia yang berbeda. Yang begitu lebur dan menyatu di dalamnya.
Setiap kali kecemburuan itu muncul, saya justru merasa bahagia. Cemburu yang bahagia, melihatnya begitu bahagia. Ya, saya mencintainya. Dengan cara yang bahkan saya sendiri kadang tak memahami sepenuhnya. Ketika waktu demi waktu melewati kami, meningkahi kami, dengan kesetiaan yang sama. Tak pernah berubah.
Seperti kemarin malam misalnya. Awalnya saya sempet geregetan melihat anak-anak yang baru masuk kuliah itu semaunya sendiri dalam lingkaran yang dibuatnya. namun dengan sabar dia tetep melayani celotehan mereka. Samapai permainan yang diciptakannya dalam latihan itu perlahan namun pasti, membawa anak-anak itu menjadi lebih serius tanpa mereka sadari. Sampai pada akhir latihan yang dilakukan. Tanpa lelah, tanpa amarah.
Dan senyum yang selalu saya rindukan, adalah senyum ketika ia merasakan kepuasan yang dirasakan setelah pelatihan, atau setelah proses selama berbulan-bulan itu.
Ya, lelaki yang saya cintai sepenuh hati. Dan selalu saya cemburui passionnya... Selamat melanjutkan proses.
Setiap kali kecemburuan itu muncul, saya justru merasa bahagia. Cemburu yang bahagia, melihatnya begitu bahagia. Ya, saya mencintainya. Dengan cara yang bahkan saya sendiri kadang tak memahami sepenuhnya. Ketika waktu demi waktu melewati kami, meningkahi kami, dengan kesetiaan yang sama. Tak pernah berubah.
Seperti kemarin malam misalnya. Awalnya saya sempet geregetan melihat anak-anak yang baru masuk kuliah itu semaunya sendiri dalam lingkaran yang dibuatnya. namun dengan sabar dia tetep melayani celotehan mereka. Samapai permainan yang diciptakannya dalam latihan itu perlahan namun pasti, membawa anak-anak itu menjadi lebih serius tanpa mereka sadari. Sampai pada akhir latihan yang dilakukan. Tanpa lelah, tanpa amarah.
Dan senyum yang selalu saya rindukan, adalah senyum ketika ia merasakan kepuasan yang dirasakan setelah pelatihan, atau setelah proses selama berbulan-bulan itu.
Ya, lelaki yang saya cintai sepenuh hati. Dan selalu saya cemburui passionnya... Selamat melanjutkan proses.
Senin, 21 Mei 2012
Kerinduan
Saya sering merasakan kerinduan yang sama. Kerinduan pada aroma hutan pinus yang khas. Sama seperti kerinduan yang dulu selalu saya simpan diam-diam dalam keheningan malam. Yang ingin saya bisikkan pada angin supaya sampai padamu.
Kerinduan itu masih ada. Mengalun dalam tiap aliran darah saya. Mengisi dan memenuhi ruang-ruang yang seringkali tidak saya sadari. Sejak terakhir kita injakkan kaki di sana. Kamu selalu mentertawakan saya ketika melewati jalan setapak panjang itu. Karena saya selalu terengah-engah menjajari langkah-langkah kakimu yang panjang.
Kesempatan itu datang kembali minggu lalu. Menghirup aromanya, seperti mendapatkan kembali nafas yang baru. (bukankah kita harus selalu mencari hal baik dari tiap peristiwa?) Di antara keramaian, saya cari waktu untuk sekedar mengenang. Menarik diri dari kerumunan. Mengeja langkah-langkah saya di antara rindang dan hijaunya hutan.
Saya mencintai aroma itu. Seperti saya merindukanmu.
Minggu, 20 Mei 2012
Baru
Ya, saya memulainya lagi. Setelah sekian lama saya kehilangan jejak. Hilangnya minat menulis membuat saya berhenti. Selama beberapa saat. Beberapa waktu. Lalu segalanya lenyap. termasuk password lama saya yang tidak ketemu apa isinya dulu. Mencoba lagi di sini, tergagap dengan berbagai hal baru yang tak saya kenali. Tapi saya tahu, segalanya akan baik-baik saja. Saya hanya kehilangan jejak. Dan kini tengah mencari jalan menuju pulang. Semuanya tidak benar-benar hilang. Masih tersimpan dalam kotak yang tak bisa lagi dibuka, tapi masih tetap bisa dibaca.
Langganan:
Postingan (Atom)